Ibu
apa yang kau tahu tentang ibu
selain sebagai perempuan yang melahirkan mu
selain sebagai tukang cuci baju mu
selain sebagai tukang masak sarapan pagimu
apa yang kau ketahui tentang ibu mu?
apa pernah kau mendengar keluh kesah ibu mu?
apa pernah kau menyediakan waktu tuk nya?
membuatkan masakan tuk nya?
lalu apa arti "ibu" tuk mu
lalu apa kah kau berhak dengan pongah berkata "mah aku sudah dewasa loh"
lalu apa kah kau berhak dengan lantang berkata "udah deh mah, akukan dah gede, nga usah dicari2 in"
lalu apa kah kau berhak berujar"dah deh mah, mamah nga gaul ahh, nga usah
ikut campur mah"
he dude
come on !!!
apakah kau pikir dengan semua cap "kedewasanmu, kemandirianmu,
ketanguhamu", kau tak perlu lagi seorang ibu ???
kini aku bertanya
ketika kau berpikir kau dewasa, kemudian memutuskan menjalani kehidupan
kedewasan mu itu,
apa rasanya ??
apa rasanya ???
ketika kau mulai "mencuci baju sendiri, mencari makan sendiri,
masak sendiri", dan melakukan hal-hal serba sendiri
tiba-tiba tanpa kau sadari kau berucap "ahh cape", "pegel niih"
tiba-tiba kau kehabisan uang mu, "minjem sama siapa ya", "makan apa niih"
tiba-tiba kau jatuh sakit, tanpa kau sadari kau berucap "ko nga ada yg
merhatiin si, ko nga ada yg jenguk si"
lalu ketika semua masalah dalam kehidupan menghampiri mu,
lalu ketika semua prahara datang kepada kita
tiba-tiba mulai terbesit rasa benci di hatimu "apa ini yang namanya
keluarga, ko giliran susah nga ada yg mau bantu si"
he dude
inget doong
kau sendirian sekarang :P
kau "dewasakan" sekarang
RASAKAN LAH ITU :)
enak nga ??
lalu tanpa kau sadari, kau mulai masuk kedalam jurang penyesalan (ya
mudah2an)
kau mulai teringat orang-orang yang menyayangimu,
kau mulai teringat ibu mu, "mah aku rindu mamah", "ibu aku sayang pada mu"
"mom i miis u deh"
dude
kau tahu
orang yang pertama kali berlari
orang yang pertama kali cemas
orang yang pertama kali mengampiri
orang yang langsung mengunjungimu
orang yang tanpa berfikir apa, begitu tahu kau dalam masalah, ia langsung
menerjang segala macam badai
ada lah
IBU mu
yup
IBU mu
tak ada yg lain
bukan siapa siapa
bukan "pacar mu"
bukan temanmu
bukan yang lain
karena ia tanpa pamrih
akan selalu hadir
tidak seperti yang lain
jadi pikirkan lagi
apa itu kedewasan
apa itu kemandirian
sebelum kau berkata banyak hal
tentang hal itu
tunjukan lah
dengan hal-hal sederhana
kepada orang terdekatmu
terutama keluargamu
bahwa kau telah dewasa, bahwa kau bisa mandiri
sampai saatnya kau bisa mengerti tentang hal itu
kedewasan bukan berarti kau bebas berbuat apa saja
kemandirian bukan berati kau berhak melaukan apa saja
kebebasan bukan berarti kau bebas puang kapan saja
kemerdekaan bukan berarti kau tak perlu mengabari keberadaan mu
dunia tak pernah semudah, dan segampang yang kita kira
dunia penuh muslihat dan tipu daya
ingat bagaimana pun "anehnya" ibu mu
dia telah berhasil dengan selamat, melampaui kehidupan
lebih lama dari pada kita
hargai lah itu
menegrtilah sedikit tentang nya
pahamilah bahwa ternyata ia tak "segaul","sepintar" kau
tapi setidaknya ia telah berhasil melewati hidup
janag pernah takut, akan stigma "anak mami"
karena yang berkata demikian pun
suatu saat butuh ibu
walau pun sekedar minta "uang jajan"
ok dude
kulampirkan sebuah pusi
dari teman ku, seorang pecinta buku sejati
dan yang pasti seorang anak "mami" :P
Chriestie namanya
"Buat ibuku yang paling hebat diseluruh dunia…"
"Mam,
Dua puluh enam tahun yang lalu aku lahir
engkau merawatku, engkau menyayangiku, engkau memberikan semua yang bisa
kau berikan
bukan dengan semua yang kuinginkan, namun pasti yang kuperlukan
sayangnya aku terlalu bebal,
aku anggap kau tidak sayang padaku,
karena kau selalu mengajakku ke pasar dengan berjalan kaki
karena kau selalu memaksaku membantumu memasak didapur
karena selalu menyuruhku makan sayur daun pepaya dan pare yang paling aku
benci
karena kau selalu memberikan uang jajan yang sedikit untukku
karena kau tidak mau membelikanku barang-barang yang keren
karena engkau selalu melarangku baca komik dan buku cerita
karena kau lebih sayang dan peduli pada murid-muridmu dan tanamanmu
dan karena engkau selalu membanding-bandingkan aku dengan kakakku…
mam,
tahukah engkau aku selalu merasa tersisih…
tahukah engkau aku selalu merasa sedih…
tahukah engkau bahwa aku pernah menangis…
karena sekuat apapun aku berusaha, aku tidak pernah merasa cukup
cukup berarti untuk membuatmu bangga
cukup berarti untuk membuatmu senang
cukup berarti untuk membuatmu bahagia
dua puluh enam tahun kemudian
aku baru sadar, sebenarnya engkau sangat menyayangiku
aku baru tahu, sebenarnya engkau bangga padaku
bukan karena aku sudah menjadi terkenal
bukan karena aku punya uang banyak
bukan karena aku punya jabatan hebat
tapi karena aku tumbuh menjadi diriku sendiri, mengenal dunia dengan
pandanganku sendiri
kau selalu mengajakku ke pasar dengan berjalan kaki,
karena kau tahu aku butuh olahraga, setelah terkurung disekolah sepanjang
minggu
kau selalu memaksaku membantumu memasak didapur
karena kau ingin aku tumbuh sesuai dengan kodratku sebagai perempuan, yang
tahu apa itu cabe, jahe, kunyit, sereh, dan bagaimana meramunya menjadi
masakan yang nikmat
kau selalu menyuruhku makan sayur daun pepaya dan pare yang paling aku
benci
karena kau ingin aku bersyukur untuk setiap hidangan yang aku makan.
Engkau tidak ingin aku menjadi anak yang suka pilih-pilih makanan
kau selalu memberikan uang jajan yang sedikit untukku
karena kau mau mengajarkanku bahwa hidup itu harus hemat… darimu aku
belajar mana yang merupakan kebutuhan utama, dan mana yang menjadi
kebutuhan sampingan
kau tidak mau membelikanku barang-barang yang keren
karena kau ingin aku tetap menjadi rendah hati. Agar aku tidak menjadi
sombong karena kemewahan duniawi.
engkau selalu melarangku baca komik dan buku cerita
karena engkau ingin aku mendahulukan pelajaranku, bukan komik dan buku
ceritaku
kau lebih sayang dan peduli pada murid-muridmu dan tanamanmu
karena engkau mau aku belajar, untuk menghargai lingkungan yang ada
disekitar kita...
engkau selalu membanding-bandingkan aku dengan kakakku…
karena kau ingin aku meneladani dia, bukan menjadi seperti dia
maafkan aku mam,
butuh dua puluh enam tahun untukku mengerti
bahwa kau sebenarnya sayang padaku
bahwa kau peduli padaku
bahwa kau mencintaiku
mungkin butuh dua puluh enam tahun lagi
untukku mampu melakukan
seperti yang sudah kau lakukan
dalam hidupku
hanya ungkapan terima kasih
yang takkan pernah cukup untuk kuucapkan
untuk setiap kasihmu
selama dua puluh enam tahun hidupku
terima kasih mama…
entah kapan
tapi suatu saat nanti aku pasti
membuatmu benar-benar bangga…
hanya satu yang bisa aku janjikan,
saat itu, tidak akan menghabiskan waktu dua puluh enam tahun."
tuk ibu ku
walaupun kau jarang berkata
tapi aku sayang padamu
itu pasti
selamat ulang tahun
kau adalah ibu yg terbaik
yg mengajariku kesabaran,kesederhana, dan semua hal tentang dunia
thanks lot
semoga Allah membalas jasamu
(bekasi)
chelsea vs mu
jangan tanyakan mengapa aku menulis, dan jangan tanyakan apa yang harus ku tulis. karena aku pun tak tahu, aku hanya menulis apa yang ku mau.
7 Apr 2011
5 Apr 2011
Manusia Mati
Aku bertanya tentang kematian
Manusia mati meninggalkan apa ?
kepada seorang Arkeolog
aku bertanya, manusia mati meninggakan apa ?
"Rangka tubuh", jawabnya
Kepada seorang Sejarahwan
Aku bertanya
"Sejarah hidupnya", jawabnya
Kepada seorang Budayawan
Aku bertanya
"Cara hidupnya", jawabnya
Kepada seorang Cendekiawan
Aku bertanya
"Ilmu nya", jawabnya
Kepada seorang Sastrawan
Aku bertanya
"karyanya", jawabnya
Kepada seorang ulama
Aku bertanya
"Amal Ibadahnya", jawabnya
kepada siapa lagi aku kan bertanya
Manusia mati meninggalkan apa?
"Namanya", itu jawabku
dan apa jawabmu
Langganan:
Postingan (Atom)