gemuruh luka yang kau alami
mengetarkan penghuni langit
mereka menatap mu
mengumandangkan nyanyian hujan menemani
dirimu yang terluka
kau bertanya apa yang sedang
yang menghujammu
menghantam dinding kesabaran
memporak porandakan sendi keimanan
kau menundukan muka semakin dalam
pada sebuah tanggisan kerinduan
duka datang bertubi untuk mu
tak mengenal malam bahkan siang
kau lapar akan pertanyan
kau inggin menyibak
semua prahara
kau menangis diam diam
didekapan malam
kau bertanya pada penguasa langit
kau benamkan kepalamu dalam
pada sebuah permintaan
gemuruh tangismu
mengetarkan seisi langit
mereka bersedih untuk mu
aku pun demikian
(untuk ibu ku yang bersedih)
senja 20 mei