ini surat lama yang tak sempat ku kirmkan pada mu yang kutulis dalam dinding dinding kaca
hari berangsunr, tulisan tersisa telah ternoda air mata, bahkan melapuk di kedua sisinya, dimakan waktu
muka mu yang letih, masih trdampar pada ingatan
Semua orang pernah mengalami
dalam satu waktu
pertemuan berkawan dekat dengan perpisahaan
muka mu yang letih, masih terdampar pada ingatan
aku yang menghabisi malam, pada cerita yang berbeda
sedang kau terluka sendiri berulang setiap har iseperti cerita
ah
hari ini, kau kembali melangkah lagi walau aku tak mengerti kapan kita pernah berjumpa atau mungkin waktu kita tak pernah lama
melewati lorong lorong panjang, sekedar bertutur sapa
ah
tapi hidup memang bercerita, semua harus kita lihat dengan mata
dibalik peristiwa, atau di pintu
ada maksud yang di janjikan - untuk kita
perpisahan dan kesedihan memang seperti debu yang menempel di sepatu
mengkisahkan telah jauh waktu yang berlalu
ah
aku tak pernah tahu apa yang terjadi dengan mu
jika kau kembali nanti
ceritakan lah padaku tentang perjalanmu
kau boleh pulang kapan saja kau mau
pintu selalu ku buka
kau tak sendiri