24 Jan 2011


kemarin petang menyempatkan diri berkunjung kerumah sahabat lama,
entah sudah berapa lama tidak pernah lagi berkunjung
dari jaman sekolah, rumahnya memang selalu menjadi
markas besar anak-anak, di kamarnya, yang cuma 3x4
kami semua bebas melakukan apa saja
mau bernyanyi, mau teriak sekencang-kencangnya
sambil menikmati masa-masa,muda yang tanpa batas
dikamar nya pula kami bebas menumpah kan semua amarah
kanan - kiri dinding kamarnya, penuh coretan -coretan dinding
dari nada protes, sampai tentang irama percintaan
ini lah markas besar kami
bentuknya kalau dari luar mirip kandang kambing
penuh coretan dimana,cuma satu yang istimewa
di pintu kamar yang berwarna putih
ada coretan spesial dari Ibunya
"Bicara yang baik, atau diam"
sampai sekarang cuma tulisan ini yang tersisa
ini lah petuah, yang di tingalkan ibunya
dulu aku tak mengerti,apa niat sang ibu, sampai harus menuliskan
kalimat tersebut,pernah di satu senja
kutanya kan pada nya,beliau cuma menjawab
"Coba pikirkan baik
itu untuk bekal ku untuk kalian di masa depan
kalian yang selalu protes keras tentang keadaan,
kalian yang selalu mencibir orang tua, tanpa mau mendengar
kalain yang selalu meributkan hal-hal kecil, tanpa melakukan apa, kalian yang cuma bisanya hanya memaki..pikirkan baik, nanti beri tahu aku jika kau telah mengerti artinya"

hari ini, sedikit demi sedikit aku mengerti
makna dalam yang tersembunyi yang beliau tinggalkan
kita boleh protes tentang keadaan, tapi apa jadinya
jika di satu sisi, kita tidak turut serta melakukan perubahan, kita boleh melontarkan saran, saran yang baik itu seperti mengunyah hamburger, tapi jangan pernah sekali-kali melontarkan kritik, terutama pada orang yang kau cintai......
aku punya sedikit cerita tentang 3 Pembunuh, dengarkan baik-baik

Pembunuh pertama bergelar


"Mencela"

hati2 terhadap pembunuh satu ini
setiap jurus yang dihamparkan berhasi
membunuh lawannya tanpa ia menyadarinya
"mencela" bagaikan racun dalam diri korbannya
hingga ia merasa sangat sedih sehingga menghilangkan
segala semangat yang ada dalam dirimu
maka nak, berhati2 lah terhadap "pencela"
krna tanpa kita sadari celaan dapat
mengendap lama dalam pikiran kita,
dan membuat kita bias terhadap apa yg kita yakin
karena celaan adalah "racun dalam kesunyian"

Pembunuh kedua ia mendapatkan gelar

"Kritikan"

pembunuh ini selalu mengunakan cara2 yang penuh kekerasan
ia tak pernah menggunkan cara yang santun dalam membunuh seseorang
bahkan ia menikam dengan tajam dan
ia selalu tertawa jika berhasil membunuh korbannya
"masih ingatkah apa yang kau rasakan saat kau di kritik seseorang"
atau "masih ingat kah kau, saat kau mengritik seseorang"
dan jangan pernah kau samakan kritik dengan saran.
inggat lah ini baik2 yang selalu di incar pembunuh ini adalah
pemahaman seseorang yang meliputi nilai2, Keyakinan, Prinsip, Persepsi dan Pemahaman akan sesuatu.
pembunuh ini selalu meninggalkan korban dalam kesendirian
dan menganggap dirinya tidak berguna.
Maka berhati-hati lah, kau nak dalam hal menerima kritik dan mengkritik seseorang

Pembunuh ketiga bergelar

"Membanding-bandingkan"

pembunuh ini selalu mengeluarkan tiga jurus andalannya
1. Membanding2kan diri sendiri dengan orang lain
"jurus ini selalu menyeret diri kita pada sifat iri,dengki, marah dan sedih
ia selalu membuat kita selalu kurang dari orang lain".
2. Membanding2kan kondisi diri sendiri pada saat ini dengan kondisinya di masa lalu
"jurus ini bagaikan cermin yang dapat membutakan korbannya, membuat ia terpakau dan melupakan realita"
membuatnya engan dalam menjalani kehidupan
3. Membanding2kan orang tertentu dengan orang lain
jurus ini akan menyebabkan
"orang yang dijadikan objek perbandingan akan selalu merasa rendah diri dihadapan orang lain"
perasaan rendah diri akan melahirkan rasa dendam pada orang yang dinilai lebih baik
dan perasaan marah pada orang yang membandingkannya dengan orang lain
" nak apa kah kau ingat Ibu mu tak pernah berkata2 satu hal pun yang membandigkan diri mu dengan kaka mu karena baginya, kalian berdua adalah sama baiknya dimatanya.
maka berhati2 lah saat kau berkeluarga nanti , jangan bernah berucap sesuatu yang membandingkan "anak mu dengan siapa pun, bahkan dengan orang terdekatnya"


"sudah kah kau ingat baik2 nak apa yang kusampaikan tadi"
itulah mereka Tiga Pembunuh yang ada di setiap sendi kehidupan
maka berhati2 lah terhadap
"Mencela" ,"kritik" ,"Membanding-bandingkan"
mereka adalah pembunuh yang menebarkan rasa takut dan dendam terhadap diri sendiri,
maka lawan lah mereka dengan penuh keberanian,
karena kalau kau biarkan mereka akan membunuh pikiran mu kemudian cita2 mu, dan hidup mu" 

nanti ku ajakan, bagai mana cara mengalahkan tiga pembunuh ini karena Tuhan telah memeberitahukan kepada kita,
rahasia2 untuk mengalahkan mereka

"ini cuma cerita fiksi"
om ahmed, yg sedang belajar menulis dan kehilangan kata2
terinspirasi dari buku
"Terapi Berpikir Positif"
Dr. Ibrahim Elfiky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar